Senin, 30 Mei 2011

Profil

Mengenal Sosok Pemimpin Masa Depan Bengkulu,
H. Basri Muhammad


Mengubah mentalitas birokrat dari penguasa menjadi pelayan masyarakat, hal ini merupakan visi dari H. Basri Muhammad, S.Sos, M.Si. Sedangkan, membangun kemitraan dengan semua institusi pemerintahan, swasta dan organisasi kemasyarakatan, dalam rangka menjadikan total quality sebagai nilai dari produk yang dihasilkan. Dan urut serta secara aktif dalam membentuk learning society.    

Beliau bisa disebut sebagai satu dari beberapa pemimpin yang relatif bekerja sungguh-sungguh membangun daerahnya. Basri Muhammad yang anggota DPRD Propinsi Bengkulu ini juga berusaha menjauhkan diri dari tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme.

Seperti yang diwasiatkan Nabi Muhammad SAW, “Sesungguhnya Allah senang pada hambanya yang apabila bekerja, dia berusaha untuk mewujudkannya dalam bentuk seindah atau sebaik mungkin“.

Pria bersahaja itu sudah banyak mengabdikan hidupnya untuk Bengkulu,apalagi sekarang beliau menjadi Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Periode : 2009-2014 selama itu pula, sudah banyak terobosan dan kebijakan  Komisi III (Pembangunan ) yang dihasilkan untuk kemajuan Bengkulu.

Niatnya saat pertama mencalonkan diri menjadi wakil rakyat di DPRD Provinsi Bengkulu pada tahun 2009 lalu, seolah menghibahkan dirinya untuk Bengkulu. Seperti layaknya orang yang menghibahkan harta atau tanah untuk kepentingan umum,  tak ada motivasi untuk memetik keuntungan dari apa yang dihibahkan.
Soal finansial, pria yang tidak pernah tidur siang ini sudah lebih dari berkecukupan, jauh sebelum menjadi anggota dewan. Latar belakangnya sebagai pemilik beberapa perusahaan biro dan perbankan ini, dirasa sudah mencukupi.

Berawal dari keprihatinannya pada kondisi Kota Bengkulu saat ini, seperti  penerangan jalan  beberapa tempat di kota relatif masih minim. Kondisi ini juga ditambah dengan keadaan jalan di jantung kota sangat menggangu dan membahayakan pengguna jalan, apalagi pada saat turun hujan. Selain itu, problem yang terbesar adalah kultur birokrasi pemerintah yang “menyakralkan“ kekuasaan dan jabatan.  Problem itulah yang  dinilainya menjadi salah satu sumber ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
“Kalau rakyat tidak percaya, bagaimana pembangunan bisa berjalan dengan baik. Jadi, seha-rusnya penguasa, wakil rakyat serta tokoh-tokoh masyarakat bekerjasama bahu-membahu untuk memajukan kota yang tercinta ini, saya percaya partisipasi aktif masyarakat akan berdampak signifikan dan positif bagi pembangunan,“ kata H. Basri Muhammad.
H. Basri juga menerapkan kepada keluarga dan karyawannya prinsip transparansi dan akuntabilitas. Akses partisipasi masyarakat dibuka lebar untuk memberikan kritik, informasi, dan keluhan.

Kegiatan Sosial
Basri Muhammad adalah pendiri Yayasan Safir Peduli Bengkulu. Yang mengantarnya dalam meraih penghargaan nasional Profil Mutiara Bangsa bersama 15 orang putra-putri terbaik Bangsa Indonesia.
Untuk program pendidikan, yayasan ini telah memberikan bea siswa kepada ribuan siswa sekolah yang ada di Bengkulu. Yayasan Safir juga menjadi donatur tetap beberapa panti asuhan. Seperti  Panti Tunanetra Amal Mulia, Panti Asuhan Kasih Ibu, Panti Yatim Piatu Yayasan Swadaya Mandiri dan TPA II Istiqomah.
Untuk program kesehatan, Yayasan Safir Menyediakan 2 unit ambulance. Satu untuk antar jemput pasien sakit, satunya lagi untuk antar jemput jenazah. Ambulance ini dipinjamkan secara gratis tidak dipungut biaya apapun. Berbagai kegiatan sosial ini merupakan wujudnyata dari keberhasilannya dalam memimpin dan mengelola demi memajukan berbagai bidang usaha yang ditekuninya dengan baik. Sebagian besar keuntungan usahanya disumbangkan ke Yayasan Safir Peduli untuk mendanai berbagai kegiatan sosial.

Prinsif
Kepercayaan dan Kejujuran adalah dua nilai yang dianut Basri Muhammad sejak kecil, meru-pakan wasiat yang ditanamkan orang tuanya, H. Muhammad.

“Seseorang itu akan dicintai oleh manusia dan disayangi oleh yang kuasa. Apabila kita dapat memegang Amanah, jujur dan harus bisa dipercaya. Itu yang selalu saya pegang,” ujar Basri menirukan pesan orangtuanya.

Sebagaimana umumnya, bahwa tidak ada manusia yang sempurna, masih banyak keku-rangan. Selama dirinya menjabat sebagai wakil rakyat diakuinya. “Kalau ditanyakan, apa yang belum tercapai ? ya, banyak yang belum tercapai.”

Salah satunya adalah penataan kota yang hingga kini masih menyisakan persoalan terutama bangunan, apalagi di Kota Bengkulu  sering terjadi gempa, jalan, penerangan, kebersihan, hingga keruwetan parkir. Masalah klasik seperti kemiskinan dan pengangguran, juga masih membayangi  Bengkulu.

Namun dirinya percaya, dengan semangat kebersamaan mampu meraih kesuksesan.  Kota Bengkulu akan bisa lebih maju dan bisa bersaing dengan provinsi lain di Indonesia.

Sosok Basri Muhammad setidaknya memberikan kesejukan dan harapan, bahwa intergritas belum mati. Beliau juga merawat intergritas itu dengan membatu dan melayani masyarakat.

“Saya menyadari  luar biasanya kekuatan kejujuran. Itu modal utama paling besar, orang jujur pasti memetik hasil manis.”

Kita berhasil bukan karena kita lebih pintar atau lebih kaya dari orang lain, tapi karena kita lebih disayangi dan dikasihi oleh Tuhan YME. (MAM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar